Contoh cerpen singkat termasuk hal yang paling banyak dicari saat ini. Hal ini karena cerpen sudah menjadi budaya tak terpisahkan dalam masyarakat modern. Karya sastra satu ini memang memiliki kemampuan unik dalam menyentuh sisi terdalam manusia.
Artikel berikut ini akan membahas contoh cerpen singkat selengkap mungkin. Pembahasan meliputi pengertian cerpen, ciri, struktur, jenis, dan unsur-unsur cerpen. Dilengkapi juga dengan cara menulis cerpen pemula. Serta diperkaya dengan 16 contoh cerpen singkat pendidikan, pengalaman, persahabatan, dan lain-lain.
Pengertian Cerpen
Cerpen adalah sebuah karya sastra berbentuk prosa naratif dan bersifat fiktif, dengan panjang kurang dari 7.500 kata. (Ada juga yang membatasi hingga 10.000 kata.)
Prosa naratif berarti cerpen tidak terikat dengan bentuk sastra yang berirama seperti puisi dan pantun. Ia berbentuk cerita atau karangan bebas mengikuti imajinasi penulis.
Fiktif berarti cerpen adalah hasil olah pikiran dan imajinasi kreatif dari sang penulis. Meski terkadang ada klaim “based on true story”, tetap ia telah mengalami filter dan proses kreatif dari penulis tersebut.
Ciri-Ciri Cerpen
Tidak semua karya sastra dapat disebut cerpen. Cerpen memiliki ciri-ciri khusus yang menjadi batasan bagi pengertiannya. Ciri-ciri cerpen sebagai berikut.
- Memiliki jumlah kata kurang dari 10.000 kata. Batasan ini merupakan jumlah terendah dari karya sastra yang lain. Perbandingannya bisa dilihat pada tabel berikut.
Jenis Karya Sastra | Jumlah Kata |
Cerpen | Kurang dari 7.500 kata |
Novelet | 7.500 – 17.500 kata |
Novela | 17.500 – 40.000 kata |
Novel | Lebih dari 40.000 kata |
- Bersifat fiktif (sudah dijelaskan dalam sub-bab sebelumnya)
- Hanya memiliki 1 konflik. Keterbatasan jumlah kata menjadikan cerpen tidak elok disisipi lebih dari 1 konflik.
- Mengandung penokohan yang sederhana. Pembatasan jumlah kata juga menjadi alasan karakter tokoh dieksplor secukupnya saja.
- Dapat selesai dibaca dalam sekali duduk. Cerpen memang didesain untuk selesai dibaca dalam sekali coba.
Struktur Cerpen
Yang dimaksud dengan struktur cerpen adalah bagian-bagian yang membentuk bangunan cerpen. Para ahli membagi struktur cerpen menjadi 6 bagian.
- Abstrak, merujuk pada gambaran awal mengenai isi cerita. Bisa juga diartikan sebagai inti cerita yang dikembangkan menjadi rangkaian peristiwa dalam cerpen tersebut.
- Orientasi, merujuk pada setting tempat, waktu, dan suasana yang dibangun dalam cerita tersebut.
- Komplikasi, merujuk pada urut-urutan adegan yang memiliki hubungan kausalitas. Disini, akan dijelaskan sebab-musabab watak atau karakter tokoh menjadi seperti yang diceritakan di cerpen tersebut.
- Evaluasi, merujuk pada bangunan konflik yang mengarah ke klimaks atau puncak cerita.
- Resolusi, merujuk pada solusi yang dihadirkan penulis untuk menyelesaikan konflik tersebut.
- Koda, merujuk pada pesan/amanat yang hendak penulis sampaikan ke pembaca
Struktur cerpen di atas bukanlah sesuatu yang baku, baik secara isi maupun urutan. Fungsi struktur tersebut terutama sebagai panduan bagi penulis pemula. Jadi, cukup dianggap sebagai check list ketika membuat contoh cerpen singkat.
Abstrak, misalnya, merupakan struktur opsional yang boleh ada dan boleh tidak. Struktur lainnya dapat disusun berurutan ataupun secara acak. Keberadaan struktur tersebut akan memudahkan penulis dalam proses kreatifnya.
Jenis Cerpen
Pengkategorian cerpen memang tidak sejelas puisi. Secara resmi, KBBI pun tidak membuat pengkategorian khusus untuk cerpen. Pengkategorian justru diberikan hanya kepada cerita sebagai induk besarnya.
Umumnya, pengkategorian ini dilakukan untuk memudahkan dalam mengenali dan membuat cerpen. Dasar ini pula yang menjadi alasan pembagian kategorian cerpen di artikel ini.
1. Jenis Cerpen Menurut Jumlah Katanya
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, jumlah kata dalam sebuah cerpen adalah kurang dari 7.500 kata. Dari batasan tersebut masih bisa dibuat kategori lagi sebagai berikut.
Jenis Cerpen | Jumlah Kata |
Cerpen singkat | Kurang dari 1.000 kata |
Cerpen sedang | 1.000 – 4.000 kata |
Cerpen panjang | 4.000 – 7.500 kata |
Contoh cerpen singkat berarti kurang dari 1.000 kata.
2. Jenis Cerpen Menurut Temanya
- Cerpen Jenaka. Cerita pendek yang kucu, membangkitkan tawa dan keriangan.
- Cerpen Fabel. Cerita pendek yang tokoh-tokohnya berupa hewan yang dapat berbicara layaknya manusia.
- Cerpen dongeng. Cerita pendek yang dikisahkan turun-temurun sejak zaman dahulu
- Cerpen horor/misteri. Cerita pendek yang membangkitkan ketakutan atau ketegangan.
- Cerpen legenda. Cerita pendek yang berkisah tentang asal-muasal suatu tempat atau tokoh.
- Cerpen religi. Cerita pendek yang mengandung pesan dakwah.
- Cerpen mitos. Cerita pendek mengenai sesuatu yang dipercaya secara turun-temurun dalam masyarakat.
- Cerpen epik. Cerita pendek yang mengambil setting sejarah atau kejadian masa lampau.
3. Jenis Cerpen Menurut Gaya Penceritaan (Aliran Sastra)
- Cerpen fantasi. Cerita pendek yang menceritakan kejadian supranatural, di luar akal, atau menyalahi kodrat. Hampir tidak akan pernah didapati kejadian yang sama di dunia nyata.
- Cerpen realis. Cerita pendek yang menceritakan kejadian sehari-hari.
- Cerpen kisah nyata. Cerita pendek yang menurut penulis merupakan kejadian yang sebenarnya/benar-benar terjadi.
- Cerpen surealis. Cerita pendek yang menggabungkan gaya realis dengan fantasi.
Unsur-Unsur Cerpen
Setiap cerpen dapat dibedah melalui unsur-unsur tertentu. Unsur-unsur yang dimaksud bisa dari dalam cerita tersebut, maupun berasal dari luar dan memberikan pengaruh terhadap cerpen itu.
Untuk itu, unsur-unsur pembentuk cerpen dibedakan menjadi 2: unsur intrinsik dan ekstrinsik.
1. Unsur Intrinsik
Pengertiannya adalah unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah cerita atau karya tulis naratif dan membangun cerita tersebut secara langsung.
Setiap prosa naratif fiktif selalu memiliki unsur-unsur intrinsik tersebut, walaupun tidak selalu tertulis dengan jelas. Istilah lainnya, tersirat namun tak tersurat.
Unsur-unsur intrinsik dalam sebuah cerpen sebagai berikut.
- Tema
Pengertiannya adalah ide pokok atau gagasan besar dari keseluruhan cerita. Tema ini biasanya tidak dinyatakan dengan tersurat, tapi secara tersirat. Gampangnya adalah, satu kata atau frasa yang memberikan gambaran tentang apa cerita tersebut.
- Tokoh dan Penokohan
Istilah tokoh merujuk kepada para pelaku yang berperan di cerita itu. Dalam sebuah cerita, biasanya peran tokoh dibedakan menjadi protagonis, antagonis, dan pendukung.
Tokoh protagonis berarti tokoh yang berperan melakukan kebaikan. Yang melakukan peran jahat/buruk disebut sebagai tokoh antagonis. Sedangkan tokoh pendukung lebih sebagai pelengkap dalam suatu cerita.
Istilah penokohan merujuk kepada upaya membangun karakter/sifat dari tokoh tersebut. Dalam hal ini, ada 2 cara untuk melekatkan karakter ke dalam tokoh.
- Secara analitis. Dimana metode penokohan dilakukan dengan melekatkan secara langsung sifat atau karakter tersebut. Artinya, sifat atau karakter tokoh itu disebutkan secara jelas. Misal, “Jono seorang pemarah.”
- Secara dramatis. Dimana metode penokohan dilakukan dengan melekatkan sifat/karakter secara tak langsung. Karakter/sifat tersebut tidak disebutkan, namun yang disebutkan adalah tindak-tanduk dan perilakunya. Misal, “Ketika ada anak kecil lewat, Jono akan mengomel. Bahkan, ada semut lewat pun, Jono juga mengomel.”
Untuk membangun penokohan, biasanya tokoh diulas dengan 3 cara.
- Penggambaran tentang fisik tokoh
- Dialog yang diucapkan oleh tokoh
- Tindakan yang dilakukan oleh tokoh.
- Setting atau Latar Cerpen
Istilah latar merujuk kepada tempat, waktu, suasana, dan sosial-budaya dimana cerita tersebut terjadi. Penggambaran setting juga dapat menggunakan 2 cara seperti penokohan, secara analitis atau dramatis.
Contoh setting secara analitis, “Saat itu masih pagi.”
Contoh setting secara draatis, “Mentari baru saja menyeruak dari tanah di timur cakrawala”
- Plot/Alur
Pengertiannya adalah rangkaian peristiwa yang membentuk sebuah cerita. Alur/Plot ini biasanya disusun berdasarkan konflik dan mengikuti 6 tahapan.
- Pengantar/Perkenalan. Tahap awal dimana tokoh dan setting diperkenalkan kepada
- Permulaan konflik. Tahap awal pengenalan adanya masalah/konflik yang terjadi atas tokoh dalam cerita tersebut.
- Konlik meningkat. Tahap dimana konflik meruncing dan semakin bertambah panas.
- Tahap dimana konflik mencapai puncak, ditandai dengan adanya kejadian besar yang menjadi pusat cerita.
- Tahap dimana konflik menurun dan berangsur-angsur berkurang panasnya.
- Tahap dimana konflik selesai dan tokoh yang terlibat menemukan penyelesaian.
Ada kalanya alur/plot cerpen tidak mengikuti 6 tahapan tersebut. Bisa saja konflik langsung diperkenalkan sejak awal sembari memperkenalkan tokoh dan setting.
Bisa saja di bagian akhir tidak tercapai konklusi dan tokoh masih berada dalam konflik. Penulis menyerahkan kepada pembaca mengimajinasikan kemungkinan peristiwa selanjunya.
Semua itu sah-sah saja. Penulis cerpen pemula lebih baik belajar menggunakan alur umum terlebih dahulu waku menulis contoh cerpen singkat.
Alur juga dapat dibedakan berdasarkan setting waktu yang digunakan.
- Alur maju. Dimana rangkaian peristiwa berjalan secara linier ke depan sesuai perjalanan waktu.
- Alur mundur. Dimana rangkaian peristiwa diceritakan secara mundur melawan perjalanan waktu.
- Alur campuran. Dimana rangkaian peristiwa diceritakan mundur ke masa lalu, dan kembali lagi ke masa kini, atau masa depan.
- Point of View (Sudut Pandang)
Pengertiannya adalah posisi pengarang dalam menceritakan rangkaian peristiwa di dalam cerpen tersebut. PoV biasanya dapat dipahami dari cara penulis menggunakan kata ganti. Berdasarkan hal ini, PoV dapat dibedakan menjadi 4 cara.
- Orang Pertama sebagai Pelaku Utama
Ciri khas penggunaan sudut pandang ini adalah penggunaan kata ganti “Aku” sebagai tokoh utama. Tokoh “Aku” berperan sebagai pusat cerita dengan mengisahkan pengalaman yang dijalani.
Contoh cerpen singkat dengan PoV orang pertama:
Aku bergeming. Bahkan seandainya ada petir menyambar di depan muka sekarang ini, tak mungkin bisa lebih mengagetkan lagi. Waktu seperti melambat. Inderaku terasa semakin tajam. Kicauan burung yang selama ini tak mampu menembus dinding tembok, tiba-tiba terdengar jelas.
- Orang Pertama sebagai Pelaku Sampingan
Ciri khas sudut pandang ini tetap menggunkan kata “Aku”. Tetapi, sang “Aku” ini lebih banyak menceritakan orang lain. Ia hanya berperan sebagai saksi.
Pernah membaca kisah detektif Sherlock Holmes? Tepat, ini seperti dr. Watson menceritakan tingkah Sherlock Holmes.
Contoh cerpen singkat dengan PoV orang pertama sampingan:
Seringkali sulit bagiku menebak jalan pikirannya. Seperti saat ini ia tertawa-tawa ketika melihat boneka. Lalu, tiba-tiba saja menangis sambil mendekap boneka itu ke dadanya.
- Orang Ketiga Serba Tahu
Ciri khas sudut pandang ini adalah sang pengarang tidak pernah menyebutkan dirinya. Tapi ia menceritakan segala hal mengenai tokoh utama, hingga ke perasaan dan alam pikirannya.
Contoh cerpen singkat dengan PoV orang ketiga:
Karsono merasa remuk dan ambyar. Meski mencoba bersikap tegar, pikirannya selalu penuh oleh kekhawatiran tentang putri satu-satunya.
- Orang Ketiga sebagai Pengamat
Ciri khas sudut pandang ini tak jauh beda dengan yang sebelumnya. Hanya saja, pengarang tidak menceritakan tentang pikiran dan perasaan tokoh utama. Yang diceritakan hanya apa yang bisa diamati, didengar, dan diindera.
Contoh cerpen singkat dengan PoV orang ketiga pengamat:
Sejak tadi Karsono hanya berjalan mondar-mandir. Sesekali keningnya berkerut pertanda berpikir keras. Sesekali ia menarik nafas, panjang dan dalam. Bisikan kecil sempat terdengar dari mulutnya, “Bagaimana nasib putriku.”
- Amanat/Pesan
Istilah ini merujuk kepada pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui cerpennya tersebut. Pesan/amanat ini bisa saja dijelaskan secara tertulis sebagai sebuah konklusi.
Tapi, seringkali pengarang lebih suka pembaca menyimpulkan sendiri pesan dari karyanya. Dengan demikian, interpretasi teks tersebut akan berkembang sangat luas dan beragam.
2. Unsur Ekstrinsik
Pengertiannya adalah unsur-unsur pembentuk cerita yang berasal dari luar dan menciptakan pengaruh terhadap cerpen tersebut.
Secara umum, unsur ekstrinsik digolongkan ke 2 bagian besar.
- Latar Belakang Masyarakat
Ini menekankan pada kondisi dan situasi masyarakat saat cerpen tersebut dibuat. Ada banyak unsur yang mempengaruhinya seperti ideologi, politik, ekonomi, dan sosial-budaya.
- Latar Belakang Pengarang
Ini menekankan pada keadaan pengarang saat membuat cerpen tersebut. Pada prinsipnya, keadaan pengarang dipengaruhi oleh 3 hal utama.
- Pengalaman hidup pengarang.
- Kondisi psikologis pengarang saat menuliskan cerpen tersebut.
- Aliran sastra yang dianut oleh si pengarang (realis, fantasi, surealis).
Tips Cara Mudah Menulis Cerpen untuk Pemula
Bagi beberapa orang, menulis contoh cerpen singkat adalah suatu kegiatan yang mudah dan menyenangkan. Tapi, bagi kebanyakan orang lain tidaklah seperti itu.
Para penulis cerpen pemula sering mengalami kendala dalam menggubah idenya ke dalam bentuk cerpen. Kendala ini ada yang bersifat teknis maupun non-teknis.
Kendala non-teknis harus diselesaikan oleh pengarang itu sendiri. Misalnya, kurangnya pemahaman tentang penggunaan tanda baca serta kata baku-tidak baku. Pengarang harus mau mempelajarai hal-hal tersebut atas secara mandiri.
Kendala teknis berkaitan dengan unsur-unsur dalam cerpen tersebut. Untuk itu, akan diberikan tips atau cara mudah menulis cerpen untuk pemula.
1. Pilih Tema yang Paling Diminati atau Disukai
Pemilihan tema sebenarnya sangat mudah. Tipsnya hanya memilih tema contoh cerpen singkat yang paling diminati, disukai, dan dikuasai. Ini akan memudahkan pengarang untuk menyelesaikan cerpen tersebut.
2. Gunakan gaya “show, don’t tell”
Maksudnya adalah dalam membuat penokohan, lebih baik menggunakan metode dramatis daripada analitis.
Metode dramatis akan mengajak pembaca berpikir secara aktif dan berimajinasi lebih kuat. Sedangkan metode analitis seperti menjejali pembaca dengan suatu bahan jadi, yang membuatnya membosankan.
Coba bandingkan 2 contoh gaya penokohan berikut!
Contoh 1.
Zilong marah besar terhadap Karina. Rasanya ia ingin mencabik-cabik istrinya tersebut. Tapi ia masih dapat berpikir normal.
Contoh 2.
Wajah Zilong memerah. Rahangnya mengeras. Pelipisnya berkedut-kedut dengan cepat. Ia melihat Karina, istrinya, dengan tatapan penuh kebencian. Tangannya terkepal kencang. Sejenak ia terlihat seolah hendak menampar sang istri. Tapi beberapa waktu kemudian, gemetaran di tubuhnya berkurang. Ia tampak bisa menguasai diri.
Dari 2 contoh cerpen singkat di atas, yang mana yang lebih mudah untuk diimajinasikan? Tentu yang kedua. Ini bukan masalah panjang atau pendeknya kalimat yang digunakan. Tetapi tentang bagaimana penulis menceritakan kisahnya.
Penulis pemula sebaiknya menggunakan gaya penulisan dramatis. Jangan ceritakan, tapi perlihatkan. Sedangkan sudut pandangnya dapat menggunakan orang pertama atau orang ketiga sebagai pengamat.
3. Membuat Lead yang Langsung Masuk Adegan
Lead adalah istilah untuk paragraf awal. Para penikmat cerpen seringkali menjadikan paragraf pertama ini sebagai tolok ukur. Paragraf pertama yang menarik akan membuat pembaca mau melanjutkan bacaannya.
Maka, usahakan untuk tidak membuat lead yang terlalu pasaran. Contoh terlalu pasaran adalah penggunaan kalimat pembuka, “Pada zaman dahulu”, “suatu hari”, dan sebagainya. Hal itu mungkin cukup baik bagi anak-anak. Tapi, bagi target pembaca bukan anak-anak, itu membosankan dan tidak menarik.
Perhatikan 2 lead/paragraf pembuka pada contoh cerpen singkat berikut!
Contoh 1.
Di suatu pagi yang cerah, di hari minggu, aku sedang berlari pagi. Udara masih terasa segar. Jalanan pun masih sepi. Tampak sebuah mobil melaju dengan kencang. Tiba-tiba, terdengar suara keras, diikuti teriakan yang cukup nyaring.
Contoh 2.
Brakk!!!
Suara nyaring terdengar saat aku sedang joging pagi. Terlihat sebuah mobil melaju dengan cepat dan menghilang. Sayup-sayup kudengar sebuah erangan lirih. “Tolong… tolong…”
Di antara kedua lead tersebut, mana yang lebih menarik dan menguatkan minat baca? Tentu yang kedua. Contoh kedua langsung masuk ke adegan sehingga memancing ketertarikan.
Oleh karena itu, para penulis pemula hendaknya menghindari lead pasaran dan bertele-tele. Langsung masuk ke adegan akan membuat pembaca tertarik menelaah cerpen tersebut lebih jauh.
4. Hindari Kalimat Majemuk. Gunakan Kalimat Sederhana
Menggunakan kalimat majemuk memang membuat pengarang tampak pintar. Tapi bukan itu tujuan pembuatan cerpen.
Tujuan utama cerpen, dan karya sastra lain, adalah menyampaikan informasi. Untuk itu, lebih baik menggunakan penulisan yang mudah dipahami oleh orang awam.
Selain itu, cerpen juga meiliki keterbatasan dalam kuota kata. Jadi usahakan sebisa mungkin menghindari kalimat majemuk.
Perhatikan contoh berikut!
Contoh 1.
Paiman mencoba bertahan sekuat tenaga ketika sepotong kayu ukuran besar menghantamnya dari belakang. Sambil terhuyung-huyung, ia membalikkan badan, mencoba untuk mengenali sosok yang baru saja memukul kepalanya.
Contoh 2
Sepotong kayu menghantam Paiman dari belakang. Ia mencoba bertahan dan terhuyung. Sambil berbalik, ia mencoba mengenali si pemukul.
Mana yang lebih nyaman dibaca oleh orang awam? Tentu contoh yang kedua. Karena lebih sederhana. Sehingga pembaca dapat mengimajinasikan tahapan cerita secara aktif.
5. Serasi Antara Dialog dan Narasi
Cerpen yang seluruhnya berisi narasi tentu akan sangat berat untuk dibaca. Selain melelahkan mata, juga membuat otak jenuh. Untuk itulah dialog perlu digunakan sesekali. Selain memberi jeda juga dapat membantu menguatkan penokohan.
Namun, perlu diingat bahwa terlalu banyak dialog juga merusak cerita. Akibatnya bisa muncul dialog receh. Tahu, kan, dialog receh? Dialog yang hanya terdiri dari satu atau beberapa kata dan berlangsung timbal-balik berulang-ulang.
Dalam menulis contoh cerpen singkat sebaiknya memberikan porsi yang tepat antara dialog dan narasi. Idealnya adalah antara 20 – 30% dari cerita berupa dialog. Sisanya berupa narasi.
Penempatan dialog juga perlu diperhatikan agar tidak menumpuk di satu tempat. Dialog lebih baik ditempatkan tiap beberapa narasi agar penggunaannya efektif.
Contoh Cerpen Singkat
Untuk memudahkan pemahaman mengenai cara mudah menulis cerpen pemula, berikut disajikan beberapa contoh. Karena keterbatasan ruang, cerpen yang diangkat sebagai contoh adalah cerpen singkat.
Cerpen singkat, seperti sudah dibahas sebelumnya, memiliki panjang kurang dari 750 kata. Biasanya disebut juga dengan flash fiction atau fiksi mini.
1. Cerpen Singkat Pendidikan
Judul: Terlambat
“Kenapa kamu terlambat?” Tanyaku pada Ilham.
Anak ini benar-benar membuat pusing. Sudah sering ia terlambat ke sekolah. Seminggu mungkin bisa 3 kali. Dan alasannya selalu sama.
“Jagain adek, Bu guru,” jawabnya.
Nadanya datar saja. Raut wajahnya pun tak menunjukkanrasa bersalah. Hhh.. aku tak bisa berharap banyak dari anak kelas 3 SD kan.
“Ya sudah. Sana duduk di kursimu. Lain kali tidak boleh telat lagi, ya.”
“Ya, Bu. Terimakasih.”
Aku mengangguk lemah sambil tersenyum.
Ilham memang berbeda. Di antara semua siswa di kelas 3 ini, dia yang paling sering tidak masuk sekolah. Kalaupun masuk, biasanya sering telat.
Di awal menjadi wali kelasnya dulu, aku sempat emosi dan menghukumnya. Tapi karena makin lama tidak ada perubahan, akhirnya aku menyerah memberi hukuman.
Pernah aku bertanya pada wali kelasnya tahun lalu. Rupanya ia sudah sering begitu. Selidik punya selidik, Ilham merupakan anak pertama dari 4 bersaudara. Ayahnya pergi entah ke mana. Tinggal ibu dan adik-adiknya di rumah.
Setiap pagi, ibunya akan pergi menitipkan kue-kue ke warung-warung. Ilham kebagian tugas menjaga adik sampai ibunya pulang. Baru setelah itu ia bisa berangkat ke sekolah.
Itulah kenapa, lama-lama aku berusaha mengerti dan tak lagi menghukumnya.
***
“Ada yang tahu Ilham kenapa tidak masuk sekolah?”
Tanyaku kepada anak-anak. Memang ini bukan kali pertama. Tapi belum pernah Ilham tidak masuk sekolah selama 4 hari berturut-turut.
“Ibunya sakit, Bu Guru,” kata Indra, teman sebelahnya.
“Oh, kamu tahu rumahnya?”
“Tahu, Bu. Dekat dari rumah saya,” lanjut Indra.
Aku langsung mengatur waktu bersama anak-anak untuk menjenguk Ilham sepulang sekolah. Bersama, kami mengumpulkan iuran sekadarnya untuk Ilham. Semoga bisa sedikit menghibur dan membesarkan hatinya
***
Sampai di depan rumah Ilham, aku agak terkejut. Suasana terlihat ramai dengan para tetangga yang berdatangan. Mendadak aku merasa mulas. Seperti ada sebongkah batu yang jatuh di dasar perutku.
Melihatku datang bersama rombongan anak-anak, para tetangga memberi jalan. Aku segera masuk ke dalam. Banyak orang dewasa di sana, merubung sesosok jasad berselimut kafan. Hatiku mencelos.
Mataku langsung mencari Ilham. Ketika pandangan kami bersirobok, Ilham langsung berlari ke arahku. Sambil memeluk kakiku, ia menangis tersedu-sedu. Kalimat yang keluar dari mulutnya benar-benar mengaduk hati.
“Bu, Ilham masih pengen sekolah.”
2. Cerpen Singkat Persahabatan
Judul: Tren Model Baru
“Ma, tolong anterin Dina ke tempat cukur rambut!”
Aku mengerenyit. “Untuk apa, Sayang. Rambut kamu kan masih pendek.”
“Biarin ih.. Dina mau coba gaya rambut baru. Hehee..” jawabnya sambil tertawa kecil.
Senyuman gadis kecilku ini sebenarnya membuat penasaran. Itu senyum yang selalu muncul ketika ia sedang merencanakan sesuatu yang jail. Tapi aku berusaha memendam rasa curiga tersebut.
“Ya, sudah. Bentar, mama selesaikan masak ini. 10 menit palingan,” jawabku sambil mempercepat kegiatan memasak.
“Makasih, Ma.” Dina menjawab riang sambil melompat-lompat menjauh.
Aiih.. ada apa dengan anak ini?
***
Aku mendelik tak percaya ketika mendengar permintaan Dina ke tukang cukur. Sempat berusaha melarangnya, tapi dengan segera niat surut. Bukan apa, aku kenal sekali anak ini. Dia jarang meminta sesuatu, tapi sekali minta harus dituruti. Untungnya dia belumpernah meminta sesuatu yang tidak berguna.
Tapi apa gunanya yang ini?
Dina sendiri tampak senang. Matanya berbinar menatap cermin di depan. Senyumnya tak sekalipun menghilang. Walau kini tak sehelai rambut pun yang tersisa di kepalanya.
“Dina cantik, kan, Ma?” tanyanya sambil mengerling ke arahku.
Aku menelan ludah. “Cantik.”
***
Aku sedang duduk-duduk di teras ketika sebuah mobil berhenti di depan rumah. Tak tertarik, aku memutuskan tidak mengacuhkannya. Alangkah kagetnya ketika dari dalam mobil keluar anak kecil yang sudah sangat kukenal.
“Dina?”
“Mamaaa…” teriaknya kegirangan sambil tertawa dan berlari ke arahku. Ia segera memeluk lalu mencium tanganku.
“Lho, kamu sama siapa?” tanyaku. Tak biasanya dia naik mobil bagus seperti ini. Biasanya berjalan kaki saja ke sekolah karena jaraknya hanya beberapa ratus meter.
Sesosok ramping keluar dari belakang kemudi. Cantik. Aku mungkin akan mengira dia seorang mahasiswi jika bukan karena ada anak kecil yang memanggilnya mama.
“Sini, Ma. Ini mamanya Dina,” kata anak kecil itu.
Aku tersenyum kepada mama muda yang cantik itu. Tapi ketertarikanku pada sang mama tak sebesar ketertarikanku pada anak itu.
Ia sesusia Dina. Kelihatannya sih teman sekelas di kelas 4 SD sini. Agak kurus. Tapi kecantikan ibunya jelas terlihat diturunkan dengan sempurna. Yang membuatku ternganga adalah potongan rambutnya sama dengan Dina. Gundul polos. Apa memang gundul menjadi tren belakangan ini, ya?
“Ma, kenalin. Ini Rista, temen aku. Ini tante Nita, mamanya Rista” Kata Dina.
“Eh, iya. Silakan masuk, Bu. Aduh … maaf rumahnya berantakan,” kataku mempersilakan mereka.
“Hehee.. ga papa, Bu. Rumah kami juga nggak jauh beda.”
Kami mengobrol agak lama. Sementara Dina dan Rista sudah masuk lebih dulu ke dalam rumah. Penasaran, aku bertanya, apa rambut gundul sekarang jadi tren baru di sekolah. Bu Nita malah tertawa.
“Hehee.. nggak, Bu. Gini lho, sebenarnya Rista sedang menjalani kemo. Leukemia. Nah, sempat teman-teman sekolahnya mengejek. Terutama yang laki-laki. Pernah dia cerita sampai nangis di sekolah.
“Untung teman-teman perempuannya baik-baik. Nah, saya nggak nyangka, ternyata Dina bahkan ikutan gundul. Katanya biar samaan ama Rista.”
“Hoo..,” aku mengangguk-angguk. Baru kali ini paham alasan putri semata wayangku.
“Dina anak yang baik, Bu,” tambah bu Rista.
“Ya. Memang,” jawabku, dengan mata berkaca-kaca.
3. Cerpen Singkat Pengalaman
Judul: Mahameru, Aku Mencintaimu.
“Pokoknya, malam ini kita harus sampai puncak.”
Kami semua mengangguk mendengar ucapan Tyo. Itu memang tujuan utama kami. Mahameru. Tempat bersemayam para Dewa.
“Malam ni kita tidur dulu habis Isya’,” lanjutnya. “Ntar jam setengah 12-an bangun, masak buat makan malam, ama bekal. Katanya sih, dari sini palingan sekitar 5 jam kalau pemula.”
Kami sepakat, dan bersiap-siap untuk tidur. Sudah sejak siang kami sampai di posko terakhir sebelum puncak ini. Berangkat sekitar jam 10 dari Ranu Kumbolo, jam 3 sore kami sudah selesai mendirikan tenda di Kalimati. Botol air pun sudah terisi penuh dari Sumber Mani.
Setelah makan sore dengan roti bakar sosis, kami hanya bercanda-canda saja di dalam tenda. Di luar hujan, tapi tidak lebat. Tetap saja, dinginnya menusuk sampai tulang.
Setelah Isya’, dengan segera kami tertidur. Dingin, kenyang, dan lelah. Pendakian hampir selalu seperti itu.
***
“Bentar, bentar. Napas dulu. Gue udah ga kuat,” kata Cikal. Anggota satu ini memang memiliki badan yang agak subur. Matanya yang buram memberikan tantangan lebih dalam pendakian ini.
“Oke. Berenti dulu, coy. Yang penting nyampe bareng-bareng,” kata Tyo mengomando.
“Nih, minum dulu,” kataku menawarkan termos berisi kopi panas. Di lereng pasir berketinggian 4500 mdpl ini, panas kopi tak lagi terasa.
“Untung lu bawa bekel, Rip,” kata Cikal.
“Iyalah. Pengalaman gw muncak di Sindoro, musti bawa daypack. Kalau ga, bakal ribet. Di puncak pasti bakalan haus dan laper,” jawabku.
Kami mengambil waktu 5 menit untuk beristirahat. Jalur berpasir ini benar-benar gila. Setinggi 800 m harus dijalani dengan merangkak. Seluruh otot serasa dibetot keluar dari tubuh kami. Ditambah jurang di kanan-kiri yang menganga dalam gelap, benar-benar menambah ketegangan.
“Ayolah, lanjut lagi,” kata Tyo, memecah keheningan. “Pokoknya kita musti dapat sunrise di Mahameru.”
Kami segera beranjak. Puncak kelihatan sudah dekat tapi menjauh ketika didekati. Rasanya seperti waktu terus berjalan, tapi bumi berhenti berputar.
***
Bendera merah putih menandai akhir perjuangan kami. Mahameru, tempat bertahta para dewa kini berada di bawah kaki. Tepat sekali, matahari baru saja mulai mengintip di cakrawala sebelah timur. Cahayanya yang memecah di awan menyenandungkan seribu harapan di setiap dada yang melihatnya.
Kulihat Cikal bersujud saking bersyukurnya. Mungkin ia tak menyangka dengan tubuh sesubur itu dapat sampai di sini. Apalagi, di sebelah kiri wedhus gembel baru saja mengepul. Melihat momen yang hanya terjadi beberapa jam sekali ini, kami merasa sangat beruntung.
Aku teringat sebuah pesan yang populer di kalangan pendaki. “Jangan ambil apapun selain gambar. Jangan tinggalkan apapun selain jejak. Jangan bunuh apapun selain waktu.”
Tapi disini, Mahameru mengambi hatiku. Ia meninggalkan jejak tak terlupakan di sanubari, dan membunuh semua rasa lemahku. Mahameru, aku mencintaimu.
4. Cerpen Singkat Lucu
Judul: Joko Bodo
Joko Bodo sebenarnya tidak bodoh. Ia hanya patuh pada kata-kata emaknya.
“Joko, kamu ini udah dewasa. Cepat kawin, sana,” suruh emaknya.
“Kawin karo sopo, Mak?”
“Sama siapa aja, sing penting ayu.”
“Ayu itu yang bagaimana?”
“Yang putih, bersih,” jelas si emak.
Besoknya, entah dari mana, Joko Bodo membawa sesosok wanita.
“Mak, aku udah dapat istri ini lho. Ayu, ra?”
Si emak kaget. “Ealah, jokoo.. iku wis mati. Kamu dapat dari mana?”
“Lha, katanya yang putih bersih, Mak?”
“Iya, tapi jangan orang mati. Coba cium deh, bau kan. Orang mati itu bau dan kerjanya tidur mulu,” kata emak sambil pijit kepala.
“Lha, terus, gimana, Mak?”
“Kubur sana, atau buang aja di kali.”
Joko menurut. Ia buang sosok wanita itu ke kali.
Beberapa hari kemudian, Joko lewat di samping emaknya yang sedang tidur. Bau busuk tiba-tiba menguar. Joko langsung teringat kata-kata emaknya, ” Orang mati itu bau dan kerjanya tidur mulu.”
Tak berpikir lama, ia langsung membopong emaknya, dan melemparnya ke kali.
5. Cerpen Singkat Islami
Judul: Batu Karang
Orang tua itu bimbang. Ekspresi wajahnya menggambarkan beban berat yang disandang. Di depannya duduk keponakan yang tersayang, penyebab dari segala kericuhan selama ini.
Pagi tadi, para petinggi kota telah datang menemui dan meminta untuk mengendalikan keponakannya tersebut, atau mereka akan bertindak sendiri. Ia tahu bahwa selama ini para petinggi itu menahan diri–salah satunya–karena masih menghormati dirinya. Dan jika sekarang mereka datang bersama-sama, dia tahu tak punya pilihan lain, selain melakukan apa yang mereka tuntut.
Sekarang, di depan sang keponakan, ia duduk dengan bimbang.
Setelah menjelaskan situasi, dengan suara berat, ia berkata kepada sang keponakan, “Kamu tahu bahwa aku menyayangi dan mencintaimu, tapi ini benar-benar berat bagiku. Dan aku sungguh takut mereka akan mencelakakanmu.”
Dalam hening, ia bisa melihat kata-katanya menyentuh hati sang keponakan.
Tapi ia sama sekali tidak menyangka kalimat yang keluar dari mulut keponakan itu. Dengan penuh ketegasan, keponakan yang disayanginya itu, Muhammad SAW, menjawab dengan kalimat yang akan terus terukir dengan tinta emas dalam sejarah dunia.
“Wahai, pamanku. Demi Allah, sekalipun mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan rembulan di tangan kiriku, demi agar aku meninggalkan perkara yang ditugaskan Allah kepadaku, niscaya aku tidak akan pernah mundur selangkah pun, hingga tegak Kalimat Allah di bumi ini, atau aku hancur binasa karenanya.”
Berabad-abad setelah itu, keteguhan hati anak muda itu merubah dunia.
6. Cerpen Singkat Kehidupan Sehari-Hari
Judul: Kasih Sayang Emak.
“Tipi terooss.. tipi terooss… kartun aja dari pagi. Udah maghrib. Ke masjid sana.”
Teriakan Mak Ijah menggelegar melihat anaknya, si Udin, masih asyik memelototi TV.
“Maghrib maghrib, bukannya ke masjid. Salat, ngaji. Mau jadi apa kamu besar nanti?” Mak Ijah melanjutkan repetannya.
Udin terlihat tidak ikhlas. Ia memonyongkan mulut. “Halah, ke masjid terus. Sekali-kali liburan nonton TV, kek. Yang episode ini ga pernah tau.”
Mendengar si Udin membalas, Mak Ijah muntab. Ia langsung bergerak mendekati bujangnya ini dan mencubiti pahanya. “Ealah.. udah pinter ngelawan orang tua ya. Siapa yang ngajarin, ha? Sejak kapan berani ngelawan orang tua. Hah!?”
“Ampun, Mak. Ampun..,” jerit udin sambil menangis. “Iya, ini mau ke masjid.”
Udin segera melompat, mengambil sarung dan peci lalu terbirit-birit ke masjid. Sepanjang jalan, tangisnya masih menggema. Ia tak melihat, bahwa di belakangnya, Mak Ijah juga mengalirkan air mata.
7. Cerpen Singkat Cinta Romantis
Judul: Karena Hatimu Penuh dengan Cinta
Kami berada di depan Taj Mahal, bangunan yang menjadi simbol keabadian cinta sejati Syah Jahan atas Mumtaz Mahal. Pria itu menggenggam tanganku dengan lembut, menautkan jari-jemarinya penuh kasih.
Aku merapikan kain sari yang tertiup angin, melilitkannya di wajahku menjadi cadar.
Pria itu mengeluarkan sesuatu dari saku jas bagian dalam. Sekuntum mawar putih dengan harum yang semerbak. Ia menatap mataku dengan syahdu seraya berbisik, “Aku mencintaimu.”
Ah, wajahku pasti memerah. Aku berusaha bertahan dalam badai tatapan cintanya, dan bertanya, ”Kenapa kau mencintaiku?”
“Karena hatimu penuh dengan cinta”
Di udara, sepasang elang terbang berputar mengelilingi kami.
Aku terbangun dengan perasaan berdebar. Sebentuk kebahagiaan meresap perlahan ke dalam hatiku. Tenang dan damai. Mungkin hari ini, aku akan menemukannya. Cinta sejati.
8. Cerpen Singkat Motivasi
Judul: Harapan
“Mengapa kamu bersedia melakukan hal ini?” tanyaku pada dokter Affan. Sebagai seorang wartawan, aku terus berusaha mengumpulkan berita, meski di tengah desingan peluru. “Apa menurutmu apa yang kau lakukan itu mampu membuat perbedaan bagi negeri ini?”
Dokter itu tak segera menjawab. Ia harus mengeluarkan peluru dari bahu salah satu pasiennya terlebih dahulu. Pasiennya itu adalah seorang anak berusia kurang dari lima tahun.
Sesaat setelah peluru itu dikeluarkan, tanpa membasuh mukanya yang terkena cipratan darah terlebih dahulu, dokter Affan menjawab, “Mungkin aku memang tidak bisa merubah nasib negeri ini, tapi setidaknya aku mencoba. Mungkin apa yang kulakukan tak membuat perbedaan apapun untuk negeri ini, tapi pastinya, itu membuat perbedaan untuk anak yang barusan kutolong .”
Dokter itu berhenti berkata. Ia jelas masih memiliki sesuatu untuk dikatakan, tapi seseorang mendorong sebuah meja dengan pasien yang kehilangan satu kakinya sebatas paha.
Sebelum meninggalkan wartawanku, sang dokter menyelesaikan kata-katanya, “Mungkin memang tidak bisa mengubah sebuah kehidupan untuk selamanya. Mungkin mustahil juga untuk merubah semua kehidupan pada satu masa. Tapi pasti bisa, untuk merubah satu kehidupan, pada satu ketika. Yang penting kita adalah melakukan terbaik yang bisa kita lakukan saat ini”
9. Cerpen Singkat Anak Sekolah
Judul: Pengecut
“Eh, hari ini jadi, kan? Kita bantai sekolah desa sebelah,” kata Ochim yang badannya paling besar di antara kami.
“Iya, tenang. Gua udah tantangin tuh si Rocky. Gua bilang kita tungguin di gang Katim. Kalau mereka nggak dateng, berarti mereka pengecut,” jawab si Yamin.
“Oke, ntar kita bully aja mereka di medsos. Kalo emang mereka nggak dateng,” timpal Parman.
Sekolah kami memang sedang musuhan dengan sekolah di desa sebelah. Gara-garanya waktu upacara bendera bersama kemarin ada yang mengeroyok teman kami. Tiga lawan satu.
Dasar pengecut. Tentu kami tak terima. Saat ini sudah ada 30 orang dari SMP kami yang siap tempur. Tantangan pun sudah kami kirimkan. Jam 2 siang. Di gang Katim. Para pengecut itu pasti akan kami bantai.
***
Sudah hampir jam setengah tiga, tapi belum ada yang terlihat. Gang ini masih kelihatan sepi. Ternyata memang mereka benar-benar pengecut. Bahkan, tantangan sudah kami upload di Facebook, agar semua murid sebelah lihat. Ternyata memang tidak ada yang berani.
“Kita tunggu setengah jam lagi deh,” kata Ochim. “Kalau nggak ada, fix mereka pengecut. Kita cabut.”
Kami semua mengiyakan.
Tiba-tiba sebuah sepeda motor melaju dan berhenti di tengah gang tersebut. Seseorang turun dari motor dan membuka helmnya. Sosok yang kami kenal. Pak Dahlan.
“Sini, maju kalian,” teriakan pak Dahlan menggelegar. “Kalian mau berantem sama desa sebelah, kan? Saya juga orang desa sebelah. Sini, maju. Kita taruhan nyawa sekalian.”
Kami semua menunduk, mengerut. Meski senakal-nakalnya kami, tak mungkin melawan guru. Dosa besar. Kualat. Perlahan-lahan, satu demi satu, kami ambil diri dari situ.
10. Cerpen Singkat Fabel
Judul: Penolong
Semut itu haus. Ia bergegas menuju danau yang terletak di depannya. Segar air danau itu sudah terasa dari jauh.
Sang semut tidak hati-hati. Ia tak sengaja terpeleset jatuh ke danau. Ia berusaha berenang, menggapai tepian, tapi justru semakin jauh. Dalam keputusasaan ia berteriak, “Tolong… tolong…”
Tak jauh dari situ, seekor bangau mendengar teriakannya. Dengan cekatan ia mengambil sehelai daun dengan mulutnya, dan meletakkan di dekat semut. Setelah semut berhasil memanjat, bangau segera meletakkannya ke tepian.
“Terima kasih,” kata semut. Bangau itu tidak berkata apa-apa, melainkan langsung terbang meninggalkannya.
***
Satu hari, bangau yang sama sedang bertengger di puncak Pohon. Ia tak sadar seorang pemburu mengincarnya. Pemburu tersebut sudah bersiap, dan telah meletakkan jari di pelatuk senapan.
Sang semut melihat itu. Ia tahu, Bangau itu yang dulu menolongnya. Dengan segera ia melompat ke tangan si pemburu. Tepat ketika si pemburu menarik pelatuk senapan, semut menggigit tangan pemburu itu sekuatnya.
Senapan meletus. Meleset. Bangau melompat, terbang. Ia tahu sedang diincar dan bersyukur bisa selamat. Meski tak tahu bahwa si penolong adalah yang dulu pernah ditolongnya.
11. Cerpen Singkat Horor
Judul: Rumah Hantu
“Kamu duluan aja,” kata Tito.
“Lah, kamu dong yang duluan. Kan kamu yang ngajakin,” tukas Rama.
Aku, Tito, dan Rama memang sedang mengadu nyali. Gara-gara mereka saling membanggakan diri tidak takut apapun. Aku usulkan saja mereka adu nyali masuk ke rumah kosong ini. Dan mereka pun setuju.
Sialnya, mereka menuntutku menjadi saksi dan juri, pengadil. Jadilah aku terseret ke sini.
“Ya, udah, aku masuk duluan,” kata Tito akhirnya. Ia masuk terlebih dahulu, diikuti Rama, lalu aku.
Rumah kosong ini memang cocok untuk tempat tinggal hantu. Meski semua pintu dan jendela masih kokoh, tapi dalamnya benar-benar berantakan. Perabotan rusak bertumpuk tak tentu arah. Debu dan sarang laba-laba menyelimuti banyak tempat. Dan gelapnya itu, seolah tak ada cahaya yang mampu masuk ke sini.
Kami berbekal senter, jaket, serta selimut. Taruhannya adalah untuk menginap semalam di sini. Masing-masing kami sudah izin ke orang tua, meski izinnya bohong. Yaitu, untuk menginap di rumah salah satu dari kami.
“Brak!!”
Tiba-tiba pintu menutup di belakang kami. Jendela pun sama. Suara ketukan menggema dari seluruh penjuru rumah. Ada tawa bengis terdengar. Dingin. Menegakkan bulu roma.
“Aaaa …!” Serentak kami berteriak dan mencoba keluar. Persetan dengan taruhan. Kami ingin pulang. Tapi pintu terkunci. Jendela juga. Kami berteriak tak putus-putus.
Selembar surat kabar diterbangkan angin ke depan kami, bertanggal 5 tahun lalu. Di bawah kilatan cahaya senter, judul besarnya masih jelas terbaca. “Tiga Anak Meninggal di Sebuah Rumah Kosong. Diduga Mati Ketakutan.”
12. Cerpen Singkat Fantasi
Judul: Terbang
“Apa cita-citamu?” tanya guruku sewaktu di kelas satu.
“Aku mau jadi pilot, Bu Guru. Biar bisa terbang kemana-mana,” jawabku tanpa ragu.
Tapi kini aku ragu. Karena sejak kecelakaan itu, tak ada lagi yang tersisa di bawah lututku.
Aku tak mau menyalahkan siapa-siapa. Mungkin ini memang sudah takdir. Seperti ketika sedang berjalan di bawah matahari, kemudian sesuatu jatuh menimpa kita. Sebutir tahi. Dari burung kenari. Sesederhana itu bagiku.
“Apakah kamu ingin terbang?”
Suara kecil terdengar di telingaku. Aku menegakkan tubuh, mencari arah datangnya suara. Di atas meja ada sesuatu. Apa itu?
“Apakah kamu peri?” tanyaku.
Makhuk kecil di atas meja mengangguk. “Ya, aku peri. Dan aku bisa membantumu.”
Peri itu terbang mengitariku. Debu-debu emas berjatuhan dari tubuhnya. Mendadak tubuhku terasa ringan. Aku melihat ke bawah. Terperangah dan tertawa. Aku terbang. Hahaa..
13. Contoh Cerpen Singkat Sejarah
Judul: ~09 November 1945~
“Mau kemana lagi, kamu, Le?” tanya Emak.
“Belanda sudah datang lagi, Mak. Dia mau kembali menjajah. Sekarang mbah yai Hasyim menyerukan jihad. Aku mau ikut berjuang, Mak.”
Mak Dinah tak tahu lagi mau berkata apa. Memang Kimin ini tinggal satu-satunya laki-laki di rumah itu. Suaminya sejak lama sudah menjadi korban penjajahan Belanda.
“Yo, wis, Le. Sing penting kamu hati-hati. Kalau bisa, pulang dengan selamat. Emak sama adik-adik kamu nunggu di rumah,” kata mak Dinah dengan bergetar.
“Matur suwun, Mak. Doakan untuk keselamatan kami semua,” kata Kimin sambil mencium tangan emaknya.
Mak Dinah hanya bisa terisak melihat punggung bujang semata wayangnya menghilang di tikungan.
14. Contoh Cerpen Singkat Tentang Ibu
Judul: Aku Janji, Bu
Satu ketika aku sedang menonton acara kesukaanku. Adik datang dan dengan seenaknya mengubah saluran televisi.
Dengan kasar, kudorong ia. Channel kukembalikan seperti semula.
Adikku tak terima. Tak terasa kami sudah mulai saling berteriak, memaki, dan menangis.
Entah darimana, tiba-tiba ibu sudah di depan kami. Ia merampas remote dan menyerahkannya ke adikku.
“Ibu nggak adil,” teriakku. “Ibu lebih sayang adik.”
Tiba-tiba ibu mencubiti pahaku, terus dan terus, hingga menangis meraung-raung dan meminta ampun. Dia kemudian mematikan televisi, menyeretku dan adik ke dalam kamar dan mengunci kami. Di dalam kamar, kami meringkuk dengan punggung yang saling berhadapan.
Besoknya, aku demam tinggi dan tidak dapat berangkat ke sekolah selama 10 hari. Guru dan teman-teman sekelas datang menjenguk, tapi aku tak kunjung membaik.
Siang itu, setelah 2 minggu kuhabiskan waktu di atas tempat tidur dengan lemas, ibu tiba-tiba duduk di samping. Matanya berkaca-kaca. Ia memelukku dengan erat.
Lalu ia mulai terisak, dan dengan suara bergetar berbisik, “Maafkan Ibu ya. Cepatlah sembuh. Ibu janji, kalau kamu sembuh, Ibu nggak akan menghukum kamu. Mau senakal apapun, Ibu nggak akan pernah menghukum kamu lagi.”
Aku bisa merasakan hangatnya air mata ibu menetes di pipi, bercampur dengan air mataku. Dalam hati aku berjanji, tak akan melakukan hal apapun yang membuat ibu berat hati. Aku tak mau melihat ibu menangis lagi..
15. Cerpen Singkat Tentang Ayah
Judul: Ayah Nomor Satu
“Aduuh.. aduuh..,” aku menangis meraung-raung. Untuk kesekian kalinya, aku jatuh dari sepeda. Sebelumnya biasa saja. Masalahnya kali ini aku jatuh nyungsep ke selokan depan rumah. Bermandi lumpur. Di hadapan banyak orang.
Sakit. Tapi tak sebesar malu yang ditimbulkan.
Ayahku datang dengan agak berlari. Ia tak tertawa. Juga tak menampakkan tanda kecemasan. Ia hanya langsung membopongku ke dalam rumah.
Sambil masih membopong itu ia bertanya, “Nak, kenapa kamu jatuh?”
“Karena ga hati-hati, Yah,” jawabku sambil terisak.
“Ya, benar,” jawab ayahku. “Tapi kamu perlu paham satu hal yang lebih penting lagi. Yaitu agar kamu belajar untuk selalu bangkit kembali.”
Ayahku memang ayah nomor satu seluruh semesta.
Penutup dan Kesimpulan
Cerpen merupakan cerita pendek, bergaya prosa naratif, dan bersifat fiktif kreatif. Batasan-batasan cerpen terkait dengan jumlah kata, konflik, dan tokoh dalam cerpen tersebut.
Agar bisa cara menulis cerpen yang baik dan benar harus mengerti struktur dan unsur cerpen. Cara paling baik adalah dengan belajar dari contoh cerpen singkat yang sudah ada.
Lihat Juga :
- 9 Contoh Surat Izin Sakit Tidak Masuk Sekolah, Kerja dll
- Download WhatsApp Clone Apk v7.9 Terbaru Dual Akun 1 WA!
- X8 Speeder Apk Higgs Domino versi Terbaru 2023 tanpa Root
- Download Fouad WhatsApp v9.50 versi Terbaru Auto Update!!
- 18 Game Penghasil Saldo DANA Terbaru Tanpa Modal Awal!!
- WhatsApp Transparan 2023 Mod Download Apk Terbaru Official